Cinta Kuliah
berawal dari event Hari jadi Organisasi di kampus, rangkaian acara yang biasa dengan intensitas pertemanan yang biasa, biasa saja memang, tak ada yang spesial tak ada yang benar-benar jelas. saat ini aku ingin mengulang masa-masa itu, sudah lewat satu tahun gak lama-lama banget lah, tapi emang pantas untuk di review ulang, diamanaa salahnya, diamana benarnya, apa yang harus di perbaiki, apa yang harus d ubah. jadi malam puncak itu sangat menyenangkan, banyak teman-teman datang, banyak melihat kebahagiaan, banyak pengalaman berharga yang terjadi dan dilalui.
"aku mau buat susu" ucapnya, "sini aku buatkan" kataku. aduk-aduk-aduk "nah minum, tiup panas" tegasku. "hmm enak" katanya, aku hanya tertawa dan bilang "tentu saja enak wong pake susu instan, bukan perah langsung dari sapi haha" dia tertawa dan kembali kedepan memeriksa sound system. Saat itu tak ada yang spesial, yang aku ingat bukan hanya dia yang aku buatkan minuman, bisa di bilang hampir seluruh tamu aku lah yang membuat air minum karena aku memang di divisi konsumsi. Malam puncak berlalu, tak banyak yang bisa aku ingat untuk memperpanjang tulisan ini. Semua panitia berberes, perlengkapan di amankan, yang aku ingat banget itu temanku berinisal "U" pingsan di depan Aula, di getok-getok, di cubit-cubit, di kasih balsem, minyak angin tetap saja tidak siuman juga, ya sudah di antar lah teman ku ini oleh panitia yang lain menggunakan mobil.
Malam itu juga diputuskan akan melakukan Evaluasi, tempat pertama Evaluasi itu d depan kantor rektorat. Karena, Barang-barang yang ada di tanganku terlalu penuh jadi aku awalnya mau jalan kaki ke tempat Evaluasi, tapi saat aku akan jalan dia memberikan aku tumpangan, diboncengnya lah aku sampai ke depan kantor rektorat, lalu dia nanya "mana kendaraan?" Dengan polosnya aku jawab "masih disana" terus akhirnya aku minta di antar lagi kesana buat ngambil kendaraan milikku. Pukul itu kalau gak salah sudah jam 00.00 Wita. Kata ketuplak "mau Evaluasi langusng, atau besok saja kita Evaluasi?". Banyak yang mengiyakan, tapi beberapa ada yang gak kuat dan pulang, ohh iya aku kelupaan kalo gak salah saat aku di bonceng, atau ngambil kendaraan jaket dia ada padaku, karena memang aku kedinginan juga, sttt padahal modus hehehe..
Evaluasi tidak bisa dilaksanakan di depan kantor rektorat, jadi semua berpindah ke taman siring dekat Kantor walikota. Aissshhh kelupaan lagi sebelum kami berangkat perlengkapan semua itu diantar dan dititipkan ke kost-kost yang masih buka dan dekat dengan kampus. Saat nunggu barang diantar dia malah push up nunjukin otot-otot kecilnya itu ke kakak tingkat, refleks aku bilang "uyy kalau kecapean" Anehnya dia berhenti dan senyum. Oke semuanya berangkat menuju siring jaketnya masih ada padaku, aku pake padahal saat itu aku bawa juga mantel punyaku sendiri, dijalan ditanyain orang lagi "mau kemana de, majelis ya?" Kami hanya bilang "diesna bang" terus abangnya bilang "oouhh dikira ada pawai majelis, itu jaketnya", "hehe iya bang pinjem". Terus kami melaju aku saat itu sama sahabatku, aku yang bonceng gak tega dong masa nyuruh dia bonceng aku, kan ekmm sorry ya aku jujur dulu kalau sahabatku itu badannya lebih kecil dari aku hahaha.
Ditengah jalan kami tertinggal dari teman-teman yang lain, kepisah terus kami berhenti di seberang kuil entah hindu atau budha kurang tahu juga. Beberapa lama kami diam dan bingung lalu kakak tingkat datang dan akhirnya kami mengikuti kakak itu dan sampai di tempat tujuan. Memarkirkan kendaraan, berjalan menuju tempat Evaluasi dalam hati "ampunn baru kali ini organisasi sampai selarut ini, diluar ruangan pula, dingin lelah". Aku duduk dipojokan sebagian besar evaluasi, aku dan beberapa teman yang lain malah enggak terlalu mengikuti, sibuk dengan candaan dan tenggelam dalam penatnya kaki apalagi bagian tumit. Satu hal malam itu yang aku sesalkan, jadi aku di suruh untuk beli jeruk di pasar terus aku beli lah itu jeruk, dan ternyata semua jeruk itu masam ya ampun betapa malu dan gak enaknya aku sama teman-teman memakan jeruk yang masam itu, mana belinya banyak pula. Kembali ke Evaluasi dan inti dari evaluasi itu adalah diesna tahun depan harus lebih baik. Disela evaluasi aku lihat dia kedinginan jadi aku berusaha mengembalikan jaketnya, ehh malah dipake oleh temanku dan dia hanya ketawa. Evaluasi telah usai dan kamipun saling maaf memaafkan, aku akan menginap di rumah sahabatku. Saat diperjalanan benar-benar sunyi dan dingin tapi menyenangkan karena itu pengalaman pertama aku keluyuran tengah malam. Biasa lah anak rumahan yang kalau jam 5 sore aja gak pulang udah kena pukul.
Sampai dirumah sahabatku, mamany yang membukakan pintu, beliau sangat welcome. Karena aku gak bakal bisa tidur kalau gak mandi jadi aku mandi dulu, "kamu mau charge hp mu?" Tanya sahabatku, "boleh" ucapku. Ku colok tuhh chargeran dan aku hidupkan Hp ku, Ting tong.. hp ku bunyi, lahh kok bunyinya kaya bel rumah ya haha... ada chat masuk dari dia "aman aja gak?" Tanya nya terus aku bilang kesahabatku "uuu hai lihat dia ngechat" terus sahabatku bilang "hmm care juga ya" seingat ku sih dia bilang gitu haha. Terus aku jawab "aku bermalam dirumah sahabatku aman aja" terus dia jawab lagi kalau gak salah "oke". Aku pun pulang pagi-pagi sekali, sampai dirumah aku mandi lagi. Gak ingat lagi setelahnya aku berbuat apa, yang aku ingat itu aku sangat penasaran sama dia terus yaa aku chat aja, mulai dari dia balasnya cuek bebek banget sampai ngebahas hal-hal yang gak penting, sampai yang penting banget. Ngechat, telponan, gak lama masuk semester 3 satu kelas. Sebagian besar aku lupa apa saja yang telah terlalui tapi ada satu hari diamana aku merasa apa yang aku lakukan salah, aku terus bimbang di satu sisi saat itu aku menemukan teman baru, katanya sih teman hijrah, teman sharing, aku banyak ikut event-event penting. Tapi entah kenapa semakin kesini aku tertekan dan kehilangan jati diri. Dan saat itu aku lupa masalahnya dimana yang aku ingat dia ngechat dan bilang sesuatu yang membuat aku gak nyaman dan aku ngechat balik "sudah lupakan, lupakan". Mungkin itu titik terendah aku dalam mengerti apa yang sebenarnya diriku sendiri ini mau, aku mengenyampingkan kebahgiaan ku untuk yang katanya "Hijrah". Aku gak sama sekali menyalahkan siapapun atas apa yang telah terjadi saat itu dan kenapa aku harus melakuan hal itu, mungkin banyak dari pembaca yang bakal gak mengerti dengan apa yang aku sampaikan di atas, karena memang aku pun gak paham apa yang terjadi padaku saat itu.
Lama gak ngechat, bertegur sapa pun sulit, aku bilang pada sahabat-sahabatku "aku sudah tak penasaran lagi" padahal bukan itu yang aku rasa entah kenapa dan mengapa melihat dia saja aku merasa dia bukan dirinya, dan aku bukan diriku, mungkin ini yang namanya "jatuh cinta sebelum tahu benar siapa dia sebenarnya". Mungkin aku terkejut, mungkin juga aku takut saat itu, mungkin juga aku dilema, karena itu bukan keputusan yang mudah untuk memulai suatu hubungan. Itu yang aku ingat dan yang masih bisa aku rasa saat menulis ini.
Beberapa bulan aku tak tahu kabarnya, aku baik-baik saja. Tak mencari, tak mau tahu, seperti memang aku ingin pergi darinya. Tapi ada satu hari dimana aku terpuruk dan aku ingin dia tahu dan peduli. Sampai satu hari aku lupa siapa yang memulai mengirim chat tapi kami mulai berhubungan lagi, chat lagi walau tak intens seperti dulu. Timbul lah rasaku dimana memang aku merindukan kehadirannya tapi aku berusaha menutup dengan gelak tawa palsu yang aku tunjukkan saat itu. Saat aku ingin kembali membuka buku lama yang berdebu, aku benar-benar tidak tahu kalau rumor itu benar adanya, diapun tidak menjelaskan apa-apa, jadi hanya aku anggap sebagai pemanis kelas, yang ledek-ledekan suka menjodoh-jodohkan, banding-bandingkan. Entah lah apa aku yang memang begini, atau karena rasa yang menutup segala kebenaran yang ada.
Hari jadi Organisasi ke 6. Tak terasa ya sudah satu tahun saja, perlakuannya sangat baik, tapi ternyata bukan hanya padaku, tapi kesemua cewe. Dan ke satu cewe yang spesial untuknya. Kukira jika aku bertepuk sebelah tangan itu tidak akan semenyakitkan dulu saat pertama aku jatuh cinta, tapi karena dia bilang "aku nyaman, aku bingung" aku sangat marah emang aku kasur yang bisa di tiduri dan kalau letih menghilang, dia pergi lagi mencari kasur yang lebih nyaman. Mulutku ini bisa sangat jahat kalau hatiku terasa sakit, apalagi sakitnya karena kebodohanku yang memulai kembali buku yang berdebu itu. Penyesalan yang selalu berputar diotakku adalah "kenapa aku memulainya lagi". Rasanya sakit melihat dia bersama dia. Tapi apa boleh buat tohh jodoh ditangan tuhan kata sahabat-sahabatku "nikmati saja rasa sakitnya".
Aku tak ingin lagi menyalahkan siapapun, karena memang ini bukan salah siapapun.
berawal dari event Hari jadi Organisasi di kampus, rangkaian acara yang biasa dengan intensitas pertemanan yang biasa, biasa saja memang, tak ada yang spesial tak ada yang benar-benar jelas. saat ini aku ingin mengulang masa-masa itu, sudah lewat satu tahun gak lama-lama banget lah, tapi emang pantas untuk di review ulang, diamanaa salahnya, diamana benarnya, apa yang harus di perbaiki, apa yang harus d ubah. jadi malam puncak itu sangat menyenangkan, banyak teman-teman datang, banyak melihat kebahagiaan, banyak pengalaman berharga yang terjadi dan dilalui.
"aku mau buat susu" ucapnya, "sini aku buatkan" kataku. aduk-aduk-aduk "nah minum, tiup panas" tegasku. "hmm enak" katanya, aku hanya tertawa dan bilang "tentu saja enak wong pake susu instan, bukan perah langsung dari sapi haha" dia tertawa dan kembali kedepan memeriksa sound system. Saat itu tak ada yang spesial, yang aku ingat bukan hanya dia yang aku buatkan minuman, bisa di bilang hampir seluruh tamu aku lah yang membuat air minum karena aku memang di divisi konsumsi. Malam puncak berlalu, tak banyak yang bisa aku ingat untuk memperpanjang tulisan ini. Semua panitia berberes, perlengkapan di amankan, yang aku ingat banget itu temanku berinisal "U" pingsan di depan Aula, di getok-getok, di cubit-cubit, di kasih balsem, minyak angin tetap saja tidak siuman juga, ya sudah di antar lah teman ku ini oleh panitia yang lain menggunakan mobil.
Malam itu juga diputuskan akan melakukan Evaluasi, tempat pertama Evaluasi itu d depan kantor rektorat. Karena, Barang-barang yang ada di tanganku terlalu penuh jadi aku awalnya mau jalan kaki ke tempat Evaluasi, tapi saat aku akan jalan dia memberikan aku tumpangan, diboncengnya lah aku sampai ke depan kantor rektorat, lalu dia nanya "mana kendaraan?" Dengan polosnya aku jawab "masih disana" terus akhirnya aku minta di antar lagi kesana buat ngambil kendaraan milikku. Pukul itu kalau gak salah sudah jam 00.00 Wita. Kata ketuplak "mau Evaluasi langusng, atau besok saja kita Evaluasi?". Banyak yang mengiyakan, tapi beberapa ada yang gak kuat dan pulang, ohh iya aku kelupaan kalo gak salah saat aku di bonceng, atau ngambil kendaraan jaket dia ada padaku, karena memang aku kedinginan juga, sttt padahal modus hehehe..
Evaluasi tidak bisa dilaksanakan di depan kantor rektorat, jadi semua berpindah ke taman siring dekat Kantor walikota. Aissshhh kelupaan lagi sebelum kami berangkat perlengkapan semua itu diantar dan dititipkan ke kost-kost yang masih buka dan dekat dengan kampus. Saat nunggu barang diantar dia malah push up nunjukin otot-otot kecilnya itu ke kakak tingkat, refleks aku bilang "uyy kalau kecapean" Anehnya dia berhenti dan senyum. Oke semuanya berangkat menuju siring jaketnya masih ada padaku, aku pake padahal saat itu aku bawa juga mantel punyaku sendiri, dijalan ditanyain orang lagi "mau kemana de, majelis ya?" Kami hanya bilang "diesna bang" terus abangnya bilang "oouhh dikira ada pawai majelis, itu jaketnya", "hehe iya bang pinjem". Terus kami melaju aku saat itu sama sahabatku, aku yang bonceng gak tega dong masa nyuruh dia bonceng aku, kan ekmm sorry ya aku jujur dulu kalau sahabatku itu badannya lebih kecil dari aku hahaha.
Ditengah jalan kami tertinggal dari teman-teman yang lain, kepisah terus kami berhenti di seberang kuil entah hindu atau budha kurang tahu juga. Beberapa lama kami diam dan bingung lalu kakak tingkat datang dan akhirnya kami mengikuti kakak itu dan sampai di tempat tujuan. Memarkirkan kendaraan, berjalan menuju tempat Evaluasi dalam hati "ampunn baru kali ini organisasi sampai selarut ini, diluar ruangan pula, dingin lelah". Aku duduk dipojokan sebagian besar evaluasi, aku dan beberapa teman yang lain malah enggak terlalu mengikuti, sibuk dengan candaan dan tenggelam dalam penatnya kaki apalagi bagian tumit. Satu hal malam itu yang aku sesalkan, jadi aku di suruh untuk beli jeruk di pasar terus aku beli lah itu jeruk, dan ternyata semua jeruk itu masam ya ampun betapa malu dan gak enaknya aku sama teman-teman memakan jeruk yang masam itu, mana belinya banyak pula. Kembali ke Evaluasi dan inti dari evaluasi itu adalah diesna tahun depan harus lebih baik. Disela evaluasi aku lihat dia kedinginan jadi aku berusaha mengembalikan jaketnya, ehh malah dipake oleh temanku dan dia hanya ketawa. Evaluasi telah usai dan kamipun saling maaf memaafkan, aku akan menginap di rumah sahabatku. Saat diperjalanan benar-benar sunyi dan dingin tapi menyenangkan karena itu pengalaman pertama aku keluyuran tengah malam. Biasa lah anak rumahan yang kalau jam 5 sore aja gak pulang udah kena pukul.
Sampai dirumah sahabatku, mamany yang membukakan pintu, beliau sangat welcome. Karena aku gak bakal bisa tidur kalau gak mandi jadi aku mandi dulu, "kamu mau charge hp mu?" Tanya sahabatku, "boleh" ucapku. Ku colok tuhh chargeran dan aku hidupkan Hp ku, Ting tong.. hp ku bunyi, lahh kok bunyinya kaya bel rumah ya haha... ada chat masuk dari dia "aman aja gak?" Tanya nya terus aku bilang kesahabatku "uuu hai lihat dia ngechat" terus sahabatku bilang "hmm care juga ya" seingat ku sih dia bilang gitu haha. Terus aku jawab "aku bermalam dirumah sahabatku aman aja" terus dia jawab lagi kalau gak salah "oke". Aku pun pulang pagi-pagi sekali, sampai dirumah aku mandi lagi. Gak ingat lagi setelahnya aku berbuat apa, yang aku ingat itu aku sangat penasaran sama dia terus yaa aku chat aja, mulai dari dia balasnya cuek bebek banget sampai ngebahas hal-hal yang gak penting, sampai yang penting banget. Ngechat, telponan, gak lama masuk semester 3 satu kelas. Sebagian besar aku lupa apa saja yang telah terlalui tapi ada satu hari diamana aku merasa apa yang aku lakukan salah, aku terus bimbang di satu sisi saat itu aku menemukan teman baru, katanya sih teman hijrah, teman sharing, aku banyak ikut event-event penting. Tapi entah kenapa semakin kesini aku tertekan dan kehilangan jati diri. Dan saat itu aku lupa masalahnya dimana yang aku ingat dia ngechat dan bilang sesuatu yang membuat aku gak nyaman dan aku ngechat balik "sudah lupakan, lupakan". Mungkin itu titik terendah aku dalam mengerti apa yang sebenarnya diriku sendiri ini mau, aku mengenyampingkan kebahgiaan ku untuk yang katanya "Hijrah". Aku gak sama sekali menyalahkan siapapun atas apa yang telah terjadi saat itu dan kenapa aku harus melakuan hal itu, mungkin banyak dari pembaca yang bakal gak mengerti dengan apa yang aku sampaikan di atas, karena memang aku pun gak paham apa yang terjadi padaku saat itu.
Lama gak ngechat, bertegur sapa pun sulit, aku bilang pada sahabat-sahabatku "aku sudah tak penasaran lagi" padahal bukan itu yang aku rasa entah kenapa dan mengapa melihat dia saja aku merasa dia bukan dirinya, dan aku bukan diriku, mungkin ini yang namanya "jatuh cinta sebelum tahu benar siapa dia sebenarnya". Mungkin aku terkejut, mungkin juga aku takut saat itu, mungkin juga aku dilema, karena itu bukan keputusan yang mudah untuk memulai suatu hubungan. Itu yang aku ingat dan yang masih bisa aku rasa saat menulis ini.
Beberapa bulan aku tak tahu kabarnya, aku baik-baik saja. Tak mencari, tak mau tahu, seperti memang aku ingin pergi darinya. Tapi ada satu hari dimana aku terpuruk dan aku ingin dia tahu dan peduli. Sampai satu hari aku lupa siapa yang memulai mengirim chat tapi kami mulai berhubungan lagi, chat lagi walau tak intens seperti dulu. Timbul lah rasaku dimana memang aku merindukan kehadirannya tapi aku berusaha menutup dengan gelak tawa palsu yang aku tunjukkan saat itu. Saat aku ingin kembali membuka buku lama yang berdebu, aku benar-benar tidak tahu kalau rumor itu benar adanya, diapun tidak menjelaskan apa-apa, jadi hanya aku anggap sebagai pemanis kelas, yang ledek-ledekan suka menjodoh-jodohkan, banding-bandingkan. Entah lah apa aku yang memang begini, atau karena rasa yang menutup segala kebenaran yang ada.
Hari jadi Organisasi ke 6. Tak terasa ya sudah satu tahun saja, perlakuannya sangat baik, tapi ternyata bukan hanya padaku, tapi kesemua cewe. Dan ke satu cewe yang spesial untuknya. Kukira jika aku bertepuk sebelah tangan itu tidak akan semenyakitkan dulu saat pertama aku jatuh cinta, tapi karena dia bilang "aku nyaman, aku bingung" aku sangat marah emang aku kasur yang bisa di tiduri dan kalau letih menghilang, dia pergi lagi mencari kasur yang lebih nyaman. Mulutku ini bisa sangat jahat kalau hatiku terasa sakit, apalagi sakitnya karena kebodohanku yang memulai kembali buku yang berdebu itu. Penyesalan yang selalu berputar diotakku adalah "kenapa aku memulainya lagi". Rasanya sakit melihat dia bersama dia. Tapi apa boleh buat tohh jodoh ditangan tuhan kata sahabat-sahabatku "nikmati saja rasa sakitnya".
Aku tak ingin lagi menyalahkan siapapun, karena memang ini bukan salah siapapun.